advertise

Selasa, 08 September 2009

Falsifikasi Dan kritik evolusi dengan kacamata ilmiah

Penemuan baru yang meragukan hubungan antara dinosaurus dan burung

Pada saat berjalan dan berlari, gerakan kaki belakang burung dibangkitkan terutama di lutut dan pergelangan; pada manusia, gerakan terjadi di lutut, pergelangan dan paha. Paha burung tidak bergerak scara mendasar dari posisi hampir horizontal dimana ia memberi dukungan lateral kaku pada kantung udara berdinding tipis di sistem pernapasan. (Credit: Image courtesy of Oregon State University)
ScienceDaily (June 9, 2009) — Para peneliti di Oregon State University telah melakukan penemuan baru mendasar mengenai bagaimana burung bernapas dan memiliki kapasitas paru yang memungkinkannya terbang - dan menemukan makna kalau tidak mungkin burung diturunkan dari dinosaurus theropoda.
Kesimpulan ini menambahkan kumpulan bukti yang terus berevolusi yang dapat pada gilirannya memaksa para paleontolog mempertimbangkan lagi keyakinan lamanya kalau burung modern merupakan keturunan langsung dari dinosaurus purba pemakan daging, kata para peneliti OSU.
"Mengesankan sekali setelah berabad-abad mempelajari burung dan penerbangan kita masih belum paham aspek dasar biologi burung," kata John Ruben, professor zoologi OSU. "Penemuan ini mungkin berarti kalau burung berevolusi sejajar dengan dinosaurus, memulai proses sebelum sebagian besar spesies dinosaurus ada."
Studi ini barusaja diterbitkan di Journal of Morphology, dan didanai oleh National Science Foundation.
Diketahui selama berpuluh tahun kalau femur, atau tulang paha burung tetap dan membuat burung adalah pelari lutut, tidak seperti hewan darat lainnya, kata para ahli OSU. Apa yang mereka temukan adalah kalau posisi tetap tulang dan otot burung ini yang mempertahankan kantung udara dari runtuh saat burung menghirup napas.
Burung berdarah hangat memerlukan 20 kali oksigen lebih banyak dari pada reptil berdarah dingin, dan mengevolusikan struktur paru yang memungkinkan pertukaran dan aktivitas oksigen yang tinggi. Kompleks paha mereka yang aneh membantu mendukung paru dan mencegah keruntuhannya.
"Ini mendasar dalam fisiologi burung," kata Devon Quick, instruktur zoologi OSU yang menyelesaikan pekerjaan ini pada studi doktoralnya. "Aneh kalau tidak ada yang sadar sebelumnya. Posisi tulang dan otot paha burung kritis bagi fungsi paru mereka, yang kemudian memberi mereka kapasitas paru untuk terbang."
Namun, setiap hewan lain yang telah berjalan di daratan, kata para ilmuan, memiliki tulang paha yang dapat bergerak yang terlibat dalam gerakan mereka - termasuk manusia, gajah, anjing, kadal dan - dimasa lalu- dinosaurus.
Implikasinya, para peneliti mengatakan, kalau burung hampir tidak mungkin keturunan dinosaurus theropoda, seperti tyrannosaurus atau allosaurus. Penemuan ini menambahkan kumpulan bukti dalam dua dekade terakhir yang menentang sebagian dari keyakinan paling luas dipegang mengenai evolusi hewan.
"Untuk satu hal, para burung ditemukan lebih awal dalam catatan fosil daripada dinosaurus yang dianggap menurunkan mereka,"kata Ruben. "Ini masalah yang cukup serius, dan ada inkonsistensi lain dengan teori burung dari dinosaurus.
"Namun salah satu alasan utama banyak ilmuan tetap merujuk pada burung sebagai keturunan dinosaurus adalah kesamaan paru mereka," kata Ruben. "Namun, dinosaurus theropoda memiliki femur bergerak dan berarti tidak dapat memiliki paru yang bekerja seperti burung. Kantong udara abdominal mereka, jika ada, akan runtuh. Ini merupakan tantangan penting dalam kaitan dinosaurus burung.
"Seekor velociraptor tidak saja memunculkan bulu di satu masa dan terbang ke matahari terbenam," kata Ruben
Penemuan terbaru, kata para peneliti, lebih konsisten dengan burung yang berevolusi terpisah dari dinosaurus dan mengembangkan karakteristik nya sendiri, termasuk bulu, sayap dan sistem gerak dan paru yang unik.
Ada beberapa kesamaan antara burung dan dinosaurus, dan mungkin, kata mereka, kalau burung dan dinosaurus memiliki leluhur bersama, seperti reptilia thecodonta kecil yang mungkin telah berevolusi pada jalan evolusi terpisah menjadi burung, buaya dan dinosaurus. Struktur dan fisiologi paru buaya, kenyataannya, jauh lebih mirip dinosaurus daripada burung.
"Kami tidak mengatakan kalau dinosaurus dan burung tidak memiliki leluhur bersama di masa lalu," kata Quick. "Itu mungkin saja dan sering terjadi dalam evolusi. Hanya saja jelas sekarang kalau burung berevolusi sendiri dan bukan keturunan langsung dinosaurus theropoda, yang hidup berjuta tahun kemudian."
Riset OSU pada biologi burung dan fisiologinya adalah yang pertama di negara AS untuk mempertanyakan kaitan burung dinosaurus sejak 1990an. Penemuan lain dilakukan sejak itu, kata Ruben, khususnya saat tiba pada spesies hewan paling berbeda dan mengilhami dalam sejarah dunia.
"Ada banyak politik museum terlibat disini, banyak karir yang dilakukan pada satu sudut pandang bahkan bila bukti ilmiah baru muncul mempertanyakannya," kata Ruben. Dalam beberapa pameran museum, katanya, teori evolusi burung diturunkan dari dinosaurus telah dinyatakan sebagai fakta yang diterima umum, dengan sebuah asterik menunjuk pada tipe kecil yang "tidak disetujui oleh para ilmuan."
"Pekerjaan kami di OSU menggunakan asterik yang mereka bicarakan itu" kata Ruben, "Namun sekarang ada lebih banyak asterik. ITulah salah satu proses dalam sains."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar